Jakarat, Beksi Energy – Cangkang sawit (PKS) semakin diminati sebagai biomassa — ekspor dan investasi kapasitas meningkat.

Permintaan PKS (palm kernel shell) sebagai bahan bakar biomassa dan feedstock untuk co-firing terus meningkat, didorong oleh kebutuhan energi hijau dan permintaan ekspor. Beberapa produsen Indonesia menargetkan peningkatan kapasitas ekspor hingga jutaan ton per tahun dalam beberapa tahun ke depan.

Kesepakatan perdagangan Indonesia–EU (substansial) dan jeda regulasi anti-deforestasi memberi ruang bagi produk palm-value chain untuk menembus pasar baru—walau eksportir tetap harus menunjukkan jejak produksi ramah lingkungan untuk mengakses pasar sensitif lingkungan.

Perusahaan PKS besar sedang menggenjot infrastruktur pengumpulan, drying, dan pelabuhan agar memenuhi permintaan ekspor (quality & continuity). Hal ini membuka peluang kemitraan strategis antara produsen PKS dan pembangkit listrik yang menerapkan co-firing.

Namun tantangan tetap: fluktuasi harga minyak nabati & kebijakan ekspor/levi (mis. perubahan tarif ekspor) dapat mempengaruhi daya saing PKS di pasar internasional. Produsen yang investasi pada traceability dan standar keberlanjutan akan lebih unggul.